PERTANYAAN WAJIB
DALAM HIDUP ; SAYA SEDANG MENGGUNAKAN FORCE ATAU POWER?
Setiap orang tentu pernah mengalami “jatuh
bangun” dalam kehidupannya, termasuk saya. Dan setelah mengetahui bahwa TIDAK
ADA yang KEBETULAN dalam hidup suatu saat saya sangat penasaran, apa yang
menjadi penyebab jatuh atau bangun itu? Bahkan saya amati orang yang sudah
sangat sukses dalam ukuran penilaian saya, bisa jatuh dan semua yang ia miliki
sirna, habis entah kemana. Apa sebabnya? Lama saya mencari jawabannya. Hingga
suatu saat saya “dipertemukan” dengan konsep FORCE dan POWER. Awalnya saya
mengenal konsep ini dari salah satu bukunya pak Adi W. Gunawan, kemudian
seiring waktu saya kemudian menemukan buku yang menjadi sumber aslinya yaitu
buku yang ditulis oleh David. R. Hawkins, M.D., Ph.D., yang berjudul
POWER VERSUS FORCE ; AN ANATOMY OF CONSCIOUSNESS, THE HIDDEN DETERMINATS OF
HUMAN BEHAVIOUR. Buku tersebut adalah hasil riset yang dilakukan David. R.
Hawkins, M.D., Ph.D., selama 20 tahun. Setelah membaca buku tersebut mata saya
“terbelalak”. Isi buku itu menjawab semua pertanyaan yang selama ini saya
pertanyakan. Gara-gara buku ini anda bisa jadi menjadi “semi dukun” loh ha ha
ha. Dengan mengamati seseorang menggunakan force atau power kita bisa
menyimpulkan masa depan kehidupannya akan baik atau hancur. Saya membuktikan
berulang-ulang ini sangat akurat.
FORCE dan POWER dalam “kacamata” bukunya
David. R. Hawkins, M.D., Ph.D., diartikan berbeda. FORCE adalah kekuatan yang
energinya rendah bahkan negatif sedangkan POWER diartikan sebagai kekuatan yang
energinya tinggi alias positif. Ketika kita menggunakan FORCE maka
konsekuensinya kerja fisik kita HARUS SANGAT KERAS, sedangkan jika kita
menggunakan POWER kerja fisik kita lebih hemat. Jadi bila anda sudah bekerja
dengan sangat keras namun semuanya seperti serba sulit, segera cek,
jangan-jangan anda menggunakan FORCE. Bila anda menggunakan POWER, anda tetap
action secara fisik, namun apapun yang anda kejar juga akan berlari ke arah
anda, sehingga upaya anda tidak habis-habisan. Dan dalam beberapa kasus, anda
belum berupaya pun yang anda cari sudah hadir di depan mata anda. Saya berani
bilang begini juga karena telah membuktikan sendiri. Silahkan anda buat target
punya tabungan puluhan juta, pada bulan pertama anda pake FORCE, bulan
selanjutnya anda pake POWER. Hasil yang diperoleh menggunakan POWER jauh-jauh
lebih keren, anda pasti akan bingung ini duit siapa sih pada dateng sendiri, he
he he. Anda boleh buktikan sendiri. Dengan FORCE, banyak melesetnya, kalaupun
tercapai benar-benar melelahkan, pegel “luar dalam” sodara-sodara.
Nah sedari tadi saya yakin anda penasaran, apa
saja yang masuk kategori FORCE dan apa saja yang masuk kategori POWER?
Perhatikan baik-baik tabel berikut ini. Ini adalah getaran pikiran dan perasaan
yang masuk kategori FORCE.
Sekarang perhatikan baik-baik tabel berikut
ini. Ini adalah getaran pikiran dan perasaan yang masuk kategori POWER.
Silahkan cermati dulu kedua tabel di atas.
Saya akan jelaskan lebih jauh dengan contoh-contoh nyata tentang fenomena
keduanya itu pada bagian selanjutnya.
Dulu saya adalah aliran “massive action”,
yaitu sebuah aliran dimana katanya kunci kesuksesan adalah kerja keras
mati-matian, habis-habisan. Kalo masih belum tercapai maka itu tanda saya masih
kurang kerja keras dan kurang “habis-habis”an kerjanya. Waktu itu saya belum
memahami soal getaran pikiran dan perasaan ikut menentukan hasil. Oleh
karenanya saya dulu menggunakan kebencian dan dendam sebagai penggerak action
saya. Saya benci dengan keadaan saya punya banyak hutang, saya benci orang yang
saya cintai menikah dengan orang lain. Lihat, awas kamu ya !! Kamu bakalan
menyesal telah meninggalkan saya !!!. Amarah itu membangkitkan api semangat
menggebu-gebu bagi saya mengejar impian. Namun apa yang terjadi? Semua malah
tambah sulit, utang saya malah tambah banyak.
Jika kita bahas cuplikan pengalaman saya itu
nampak sekali bahwa saya menggunakan FORCE, yaitu MARAH, BENCI, KEINGINAN dan
HASRAT YANG SANGAT KUAT TERHADAP SESUATU. Ya pantas saja hasilnya amburadul,
bahkan ambu-entut ha ha ha ha ha. Dan jika saya berhasil mendapatkan apa yang
saya inginkan maka sudah bisa dipastikan semuanya akan amblas satu per satu.
Rekan-rekan saya banyak yang mengalami begitu. Dalam hati saya prediksikan akan
mengalami begini begitu dan betul terjadi. Mengapa saya bisa tahu padahal saya
hanya mengamati? Lha mereka semua pakai FORCE. Mereka bisa dapet duit banyak,
punya mobil, rumah dan sebagainya. Beberapa tahun kemudian amblas semuanya dan
terbelit utang setengah milyar lebih. Saya deh yang harus repot menerapi
mereka..
Semenjak saya menyadari bahaya penggunaan
FORCE ini saya BERHENTI MENJADI MOTIVATOR. Ya, anda tidak salah baca, SAYA
SUDAH LAMA BERHENTI MENJADI MOTIVATOR. SAYA BUKAN MOTIVATOR saudara-saudara.
Dalam pelatihan-pelatihan saya tidak lagi membombardir peserta dengan kata
SEMANGAT dan IMPIAN, itulah sebabnya saya TIDAK COCOK disebut MOTIVATOR he he.
Saya banyak membawa ke zona IKHLAS, MENERIMA, SYUKUR dan PASRAH. Karena di sana
lah wilayah POWER. Saya mengamati peserta pelatihan saya waktu awal-awal tahun
2007 yang saya jejali dengan konsep MENGEJAR IMPIAN kehidupannya malah
morat-marit dan mudah sekali putus asa. Yang pelajar juga prestasinya tambah
morat-marit. Ini dosa saya di masa lalu yang tidak boleh terulang. Saya telah
merusak kehidupan mereka dengan ajaran-ajaran di wilayah FORCE. Sementara saya
amati peserta pelatihan yang saya kenalkan dengan konsep POWER terutama para
pelajar, malah hasil ujian nasinal mereka bagus. Padahal dalam sesi tersebut
mereka saya minta untuk MELEPASKAN KEINGINAN UNTUK LULUS. Eh malah 100 % LULUS.
Dan ini MURNI. Beberapa sekolah tersebut hingga saat ini telah mengundang saya
memberikan pelatihan sudah 3 kali dalam 3 tahun terakhir.
Pertanyaannya, apakah FORCE itu sedemikian
buruk? No !!! Dalam kadar yang tidak berlebihan itu bermanfaat, namun jika
berlebihan akan menjadi racun dalam kehidupan. Kita ambil contoh dalam FORCE
ada RASA BERSALAH. RASA BERSALAH ini pada awalnya sangat bagus untuk mendorong
orang melakukan PERMINTAAN MAAF dan BERTAUBAT. Namun jika berkepanjangan akan
sangat berbahaya. Taukah anda bahwa RASA BERSALAH yang BERKEPANJANGAN merupakan
perasaan yang paling dominan yang membuat orang melakukan bunuh diri? Oleh
karenanya RASA BERSALAH menurut penelitian David R. Hawkins, M.D., Ph.D.,
berada di level terbawah yang sangat menyedot energy manusia. Artinya, SANGAT
BERBAHAYA. Ini pula sebabnya mengapa salah satu kunci keajaiban dalam hidup
adalah MEMAAFKAN, yang dalam hal ini termasuk MEMAAFKAN DIRI SENDIRI. MEMAAFKAN
akan membuat kita bisa MENERIMA DIRI SENDIRI dan MENERIMA KENYATAAN akhirnya
bisa BERSYUKUR serta MENGAMBIL HIKMAH. Oleh karenanya MEMAAFKAN masuk ke dalam
kategori POWER. Dan jika kita sadari inilah sebabnya kenapa TUHAN juga
mengenalkan DIRI-NYA sebagai MAHA PENGAMPUN, karena ketika manusia menyadari
adanya sifat itu manusia akan TERBEBAS dari RASA BERDOSA dan RASA BERSALAH yang
BERKEPANJANGAN. Semua SIFAT TUHAN yang kita kenali sebenarnya bertujuan untuk
membawa setiap manusia menuju zona POWER, bukan zona FORCE. Namun yang terjadi
tidak sedikit orang beragama yang jiwanya kecanduan menggunakan FORCE, bukan
POWER.
Apapun pekerjaan, karir, kegiatan bahkan
pernikahan yang di dalamnya dibangun dengan energy FORCE, pasti tidak akan
lancar, berantakan, amburadul, ambu-entut. Kadang manusia yang belum menyadari
ini akan melemparkan keadaan itu kepada Tuhan. Oh ini ujian, oh ini cobaan dari
Tuhanku. Mbahmu kui !!! Introspeksi dulu donk. Cek diri kita, kalau sedang dan
sering menggunakan FORCE ya itu salah kita sendiri. Mari kita lihat fenomena
lain. Bukankah yang sekarang memerintah itu dulunya adalah para pendemo
pemerintahan sebelumnya? Lalu kita lihat, saat para pendemo itu naik ke
panggung pemerintahan apakah mereka memerintah lebih baik dari pemerintah
sebelumnya? Ndak juga tho? Podo wae gak karu-karuan. Lha demonstrasi itu
udah jadi hobi, padahal itu FORCE. Jika anda sekarang sudah menikah silahkan
dibuktikan. Bertengkarlah setiap hari dengan pasangan anda, lalu lihat apa yang
terjadi dengan rejeki anda berdua. Saya jamin bakalan seret. Ini yang dalam
bahasa religi dikatakan “malaikat pembawa rejeki tidak bisa masuk ke rumah
anda”. Hmmm seharusnya materi FORCE dan POWER ini wajib diikuti oleh mereka
yang akan menikah ya? Hihihihihi.
Tuhan sudah memberikan password kepada kita
sebenarnya. Untuk insan-insan yang dekat dengan-Nya dipanggil dengan panggilan
WAHAI JIWA YANG TENANG. Bukan Wahai Jiwa Yang Sukses, tapi JIWA YANG TENANG.
Coba cermati, ada kata TENANG. Itu jelas POWER, bukan FORCE. Jiwa yang galau,
jiwa yang penuh keinginan, jiwa yang penuh kemarahan, jiwa yang penuh dendam,
ya jauh dari Tuhan. Jadi ciri sederhana saat kita “jauh” dari Tuhan adalah saat
diri kita didominasi pikiran dan perasaan di zona FORCE. Dan saat kita
“mendekati” kualitas Tuhan maka diri kita dipenuhi dengan pikiran dan perasaan
di zona POWER. Mari kita renungkan. Kita TAKUT KEPADA TUHAN atau MENCINTAI
TUHAN? TAKUT itu FORCE, MENCINTAI itu POWER..
Dalam one day workshop AURA TRANSFORMATION
saya biasanya mensimulasikan POWER dan FORCE ini. Ada sebuah simulasi dimana
dengan niat kita bisa MENGGERAKAN LENGAN orang lain. Ya anda tidak salah baca,
MENGGERAKKAN LENGAN. Namun ketika saat melakukan ini diri kita dipenuhi obsesi,
keinginan yang berlebihan untuk menggerakan lengan justru TIDAK BISA. Mengapa?
Karena simulasi ini HANYA BISA DILAKUKAn saat diri kita TENANG, DAMAI, IKHLAS,
PASRAH. Ada pula simulasi yang lain, agak berbeda dengan simulasi yang saya
sebutkan tadi yaitu menggerakkan telapak tangannya saja. Jika diri kita
dipenuhi FORCE maka yang biasanya terjadi adalah REVERSE. Maksudnya, kita
meniatkan menggerakan telapak tangan itu ke kiri dan yang terjadi malah ke
kanan. Kalau meniatkan menggerakkan ke kanan, eh malah ke kiri. Ini sebuah
penjelasan mengapa kalau kita terlalu ngotot dan bernapsu mengejar sesuatu
dalam hidup yang terjadi justru sebaliknya. Bahkan dalam simulasi banyak pula
dimana telapak tangan tidak bergerak sama sekali. Ini jelas terjadi akibat niat
dipenuhi FORCE. Simulasi-simulasi di atas dengan mudah kita lakukan saat kita
menggunakan POWER. TENANG, DAMAI, IKHLAS, PASRAH.
Nah, apa kesimpulannya? Selalu tanyakan dalam
diri, SEKARANG SAYA SEDANG MENGGUNAKAN FORCE atau POWER? Jika kita menghadapi
banyak kesulitan dalam bidang apapun, di awal boleh saja kita mengatakan ini
ujian hidup. Tapi kalau terus menerus dan berkepanjangan jelas itu sebuah
sinyal dari kehidupan bahwa kita terlalu didominasi oleh FORCE. Termasuk dalam
berdo’a. Kita pakai FORCE atau POWER? Mari lebih peka dengan segala sesuatu
yang terjadi di sekeliling kita. Karena alam semesta selalu menjuju titik
harmoni, ia pun akan mengajak kita ke titik harmoni tersebut. Baca
tanda-tandanya, apakah kita menggunakan FORCE atau POWER. BACALAH !!!
Bahasan tentang FORCE dan POWER ini apakah
akan mengubah semua orang dari FORCE menuju POWER? No !! Ini bukan mengutuk,
tapi PASTI ADA DI ANTARA ANDA yang TIDAK PERCAYA dan MENCIBIR bahasan ini.
Memang harus ada yang seperti itu dan harus ADA BANYAK ha ha ha ha ha.
Sebagaimana yang saya sering sampaikan, ILMU PASRAH hanya efektif saat banyak
orang TIDAK PERCAYA. Dan dari dulu sampai kapanpun semesta akan menjaga
keseimbangan tersebut demi keberlangsungan kehidupan. Sampai jumpa di note
selanjutnya kawans.
.
Salam Quantum
ARIF RH
The Happiness Consultant: ikhlaspasrah.com
BAGAIMANA SIH CARA MELAKUKAN SWITCH DARI ZONA FORCE KE ZONA
POWER? Baik, dalam kesempatan ini saya akan menjawab kedua pertanyaan itu.
Sekaligus sebagai penjelas kedua catatan tersebut. Dan perlu saya sampaikan di
sini bahwa memang semua catatan saya saling menjelaskan satu sama lain. Tidak
terpisah-pisah.
.
Sebelum kita membahas topik intinya yaitu tentang ACCEPTING,
saya harus mulai dahulu dengan membahas tiga pilar dalam mengelola perasaan /
emosi. Adapun 3 pilar itu adalah :
- Menahan Emosi
- Mengekspresikan Emosi
- Melepaskan Emosi
.
Tiga pilar itu memiliki peran penting dalam kehidupan
sehari-hari. Ketiganya bukan berlevel atau yang satu lebih baik dari yang lain.
Ketiganya sama-sama bermanfaat dan baik sesuai dengan situasi serta kondisinya.
Dengan kata lain ketiganya itu saling melengkapi. Supaya lebih paham mari kita
bahas satu per satu.
Menahan Emosi
Kita mulai dengan sebuah contoh. Jika anda seorang atasan
kemudian bawahan anda ada yang melanggar aturan secara fatal sehingga
membuat anda sangat marah. Saat itu bawahan anda yang melanggar aturan sedang
berada bersama teman-temannya. Apa yang anda lakukan? Dalam keadaan ini maka
sebaiknya anda MENAHAN emosi anda. Mengapa? Karena jika saat itu anda memarahi
bawahan anda, justru tidak akan menyelesaikan masalah. Meskipun bawahan anda
itu mengaku bersalah tapi ia akan merasa sangat DIPERMALUKAN di depan teman-teman
kerjanya. Rasa malu dimarahi di depan umum ini yang kemungkinan akan menyakiti
bawahan anda. Lebih gawat lagi kalo dia dendam dengan anda. Saya ulangi lagi
ya, bahwa dalam situasi dan kondisi seperti ini anda sebaiknya MENAHAN emosi
anda. Namun JIKA MENAHAN EMOSI INI DILAKUKAN TERLALU LAMA, ini akan sangat
berbahaya bagi diri anda. Mengapa? Jawabannya pada penjelasan di bawah ini.
Mengekspresikan Emosi
Mari kita bahas dengan lanjutan cerita dalam contoh di atas.
Ketika anda merasa sangat marah dan TERUS MENERUS DITAHAN TERLALU LAMA, maka
ini sangat-sangat berbahaya. Berbahaya bagi jiwa dan juga tubuh anda. Emosi itu
adalah energy yang akan selalu bergerak mencari jalan keluar. Jika anda menahan
marah maka sudah bisa dipastikan akan meledak suatu saat. Jika tidak meledak
dalam bentuk sikap dan perilaku maka akan meledak dalam bentuk gangguan
kesehatan tubuh. Nah tubuh sebagaimana alam semesta didesain untuk mencapai
keseimbangan. Sehingga jika terlalu lama ditahan EMOSI akan TEREKSPRESIKAN.
Sebagai contoh, bila marah anda berteriak, bila sedih anda menangis. Kedua hal
itu adalah contoh bentuk ekspresi emosi. Itu alamiah dan sangat baik daripada
emosinya ditahan terus menerus.
Bisa anda cermati mungkin ada tetangga anda yang sangat
baik, jarang bicara, jarang mengeluh, tapi umurnya pendek. Atau tiba-tiba kena
sakit yang sangat berat. Sementara ada tetangga anda yang sangat bawel, kadang
gampang marah tapi umurnya panjang. Sampai mungkin anda jengkel, “ini orang kok
gak mati-mati?” Ha ha ha ha ha. Mengapa? Terlepas dari urusan itu adalah
ketetapan TUHAN saya perlu menjelaskan hal ini. Bahwa kebiasaan buruk orang
baik adalah MENAHAN EMOSI TERLALU LAMA sehingga energinya menghantam ke dalam
diri. Saking baiknya tidak mau menyakiti orang lain dan memilih diam. Padahal
sebenarnya dengan demikian ia telah “menyakiti dirinya sendiri”. Itulah
sebabnya sikap ASSERTIF (kemampuan berkata TIDAK) sangat penting dan masuk ke
dalam materi SOFT SKILL yang harus dikuasai.
Di dalam dunia
terapi dikenal yang namanya KATARSIS. Katarsis ini dalam pemahaman saya adalah
sebuah cara untuk memberikan kesempatan terhadap seseorang untuk
MENGEKSPRESIKAN emosinya yang lama ditahan. Setelah keluar semua emosi yang
dipendam itu dan bersih maka akan lebih mudah bagi seorang terapist untuk
memberdayakan kliennya guna melakukan perubahan hidup ke arah yang lebih baik.
Jika kita mencermati bayi juga dilengkapi Tuhan dengan kemampuan
mengekspresikan ini. Jadi jangan heran kalau bayi mudah menangis. Saat ia
merasa tidak nyaman ia akan mengekspresikan emosinya. Bisa kebayang kalau bayi
tidak memiliki kemampuan untuk mengekspresikan emosinya? Bisa rusak itu tubuh
dan jiwa si bayi. Sungguh Maha Besar DIA yang menciptakan manusia dengan desain
yang sedemikian sempurnanya. Tapi jangan terus anda sengaja loh ya. Bayi lagi
diem aja lalu anda “tabokin” (pukulin) biar nangis dengan alasan itu katarsis
ha ha ha. Gemblung kue jenenge ha ha ha.
Wah, kalau begitu
mengekspresikan emosi lebih baik dari menahan emosi donk? Ya gak juga
sebagaimana saya katakan di awal. Tergantung situasi dan kondisinya, bukan soal
ini lebih baik dari yang lain. Kalau seseorang terlalu mudah mengekspresikan
emosi juga tidak baik. Sama tidak baiknya dengan ketika seseorang terlalu lama
menahan emosi. Misalnya anda mudah sekali meluapkan kemarahan, maka dampak
secara sosial anda tidak disukai orang. Belum lagi dampak lanjutannya yaitu
kalo misal orang yang anda marahi itu temperamen dan sama-sama mudah
mengekspresikan emosi. Apalagi badannya jauh lebih gede dari anda maka anda
bisa bonyok digebukin sama dia ha ha ha ha. Kalau orang yang anda marahi itu
tipe yang menahan emosi maka anda bisa membuat orang itu menderita seumur
hidupnya. Kasihan khan? Lalu jika yang anda sering marahi itu anak anda maka
anak anda bisa trauma dan perkembangan dirinya jadi tidak baik. So, kata
kuncinya adalah TERLALU he he he. Terlalu lama menahan dan terlalu mudah
mengekspresikan sama-sama merugikan.
.
Melepaskan
Emosi
Sekarang kita bahas
pilar yang ketiga yaitu melepaskan emosi. Melepaskan atau Release ini beda
dengan mengekspresikan lho ya. Dimana bedanya? Begini. Kita ambil contoh ada
seseorang yang putus cinta. Kemudian emosi yang menyesakkan dadanya itu
diekspresikan dengan sering menangis. Lega memang. Tapi apakah itu berarti dia
sudah melepaskan? Belum tentu. Apa buktinya? Buktinya ada juga yang sudah 5
tahun masih menangis terus karena ingatan tentang masalah tersebut. Menangis
terus dalam contoh ini merupakan tanda bahwa ada emosi yang belum dilepaskan
dalam diri sehingga orang tersebut harus mengekspresikannya terus menerus.
Melepaskan emosi ini saya sederhanakan pengertiannya sebagai sebuah cara
bagaimana menghilangkan rasa marah tanpa marah dan tidak menahan. Lalu
bagaimana caranya melepaskan ini.
Sebenarnya konsep
dasarnya sudah saya uraikan dalam catatan saya yang berjudul BERDAMAI DENGAN
DIRI SENDIRI. Untuk bisa MELEPASKAN EMOSI maka kita JANGAN MELAWANNYA. Semakin
sebuah emosi kita lawan maka ia justru akan menekan balik. Saya sering
memberikan contoh di workshop begini. Saya pilih peserta yang phobia dengan
ular-ularan karet. Saya minta dia maju ke panggung lalu saya suruh dia memegang
ular-ularan karet yang saya taruh dengan jarak 3 meter dari tempat dia berdiri.
Tentu dia tidak mau. Dia bilang saya takut. Nah saya bilang, kamu lawan rasa takut
itu. Katakan, SAYA BERANI, SAYA HEBAT, SAYA BISA berulang-ulang. Apa hasilnya?
MENTAH !! Malah tambah takut dia.
Yang menarik saat
saya bimbing dia untuk TIDAK MELAWAN rasa takut itu justru dia bisa memegang
ular-ularan karetnya. Dengan TIDAK MELAWAN EMOSI justru kita bisa MELEPASKAN
EMOSI ITU. Di sini bisa anda tangkap apa kuncinya? MENERIMA. Yess TERIMA EMOSI
itu APA ADANYA. Dengan MENERIMA kita BISA MELEPASKANNYA.
JUST ACCEPT IT. Itu
judul yang saya sematkan untuk catatan ini. Ya memang itu. Dan ini adalah pintu
gerbang masuk ke zona power. MENERIMA EMOSI adalah cara yang sangat sederhana
namun ampuh untuk MEN-SWITCH vibrasi kita dari zona FORCE ke zona POWER. Dengan
permainan ular tangga akan nampak keampuhan ACCEPTING / MENERIMA ini. Supaya
lebih terlihat buktinya mari kita simak sharing pengalaman beberapa rekan yang
mempraktekkan ACCEPTING dalam permainan ular tangga.
Posting Komentar