FORCE dan POWER dalam “kacamata” bukunya David. R. Hawkins, M.D., Ph.D



PERTANYAAN WAJIB DALAM HIDUP ; SAYA SEDANG MENGGUNAKAN FORCE ATAU POWER? 

Setiap orang tentu pernah mengalami “jatuh bangun” dalam kehidupannya, termasuk saya. Dan setelah mengetahui bahwa TIDAK ADA yang KEBETULAN dalam hidup suatu saat saya sangat penasaran, apa yang menjadi penyebab jatuh atau bangun itu? Bahkan saya amati orang yang sudah sangat sukses dalam ukuran penilaian saya, bisa jatuh dan semua yang ia miliki sirna, habis entah kemana. Apa sebabnya? Lama saya mencari jawabannya. Hingga suatu saat saya “dipertemukan” dengan konsep FORCE dan POWER. Awalnya saya mengenal konsep ini dari salah satu bukunya pak Adi W. Gunawan, kemudian seiring waktu saya kemudian menemukan buku yang menjadi sumber aslinya yaitu buku yang ditulis oleh David. R. Hawkins, M.D., Ph.D., yang berjudul  POWER VERSUS FORCE ; AN ANATOMY OF CONSCIOUSNESS, THE HIDDEN DETERMINATS OF HUMAN BEHAVIOUR. Buku tersebut adalah hasil riset yang dilakukan David. R. Hawkins, M.D., Ph.D., selama 20 tahun. Setelah membaca buku tersebut mata saya “terbelalak”. Isi buku itu menjawab semua pertanyaan yang selama ini saya pertanyakan. Gara-gara buku ini anda bisa jadi menjadi “semi dukun” loh ha ha ha. Dengan mengamati seseorang menggunakan force atau power kita bisa menyimpulkan masa depan kehidupannya akan baik atau hancur. Saya membuktikan berulang-ulang ini sangat akurat.

FORCE dan POWER dalam “kacamata” bukunya David. R. Hawkins, M.D., Ph.D., diartikan berbeda. FORCE adalah kekuatan yang energinya rendah bahkan negatif sedangkan POWER diartikan sebagai kekuatan yang energinya tinggi alias positif. Ketika kita menggunakan FORCE maka konsekuensinya kerja fisik kita HARUS SANGAT KERAS, sedangkan jika kita menggunakan POWER kerja fisik kita lebih hemat. Jadi bila anda sudah bekerja dengan sangat keras namun semuanya seperti serba sulit, segera cek, jangan-jangan anda menggunakan FORCE. Bila anda menggunakan POWER, anda tetap action secara fisik, namun apapun yang anda kejar juga akan berlari ke arah anda, sehingga upaya anda tidak habis-habisan. Dan dalam beberapa kasus, anda belum berupaya pun yang anda cari sudah hadir di depan mata anda. Saya berani bilang begini juga karena telah membuktikan sendiri. Silahkan anda buat target punya tabungan puluhan juta, pada bulan pertama anda pake FORCE, bulan selanjutnya anda pake POWER. Hasil yang diperoleh menggunakan POWER jauh-jauh lebih keren, anda pasti akan bingung ini duit siapa sih pada dateng sendiri, he he he. Anda boleh buktikan sendiri. Dengan FORCE, banyak melesetnya, kalaupun tercapai benar-benar melelahkan, pegel “luar dalam” sodara-sodara.

Nah sedari tadi saya yakin anda penasaran, apa saja yang masuk kategori FORCE dan apa saja yang masuk kategori POWER? Perhatikan baik-baik tabel berikut ini. Ini adalah getaran pikiran dan perasaan yang masuk kategori FORCE.



Sekarang perhatikan baik-baik tabel berikut ini. Ini adalah getaran pikiran dan perasaan yang masuk kategori POWER.


             
Silahkan cermati dulu kedua tabel di atas. Saya akan jelaskan lebih jauh dengan contoh-contoh nyata tentang fenomena keduanya itu pada bagian selanjutnya.
Dulu saya adalah aliran “massive action”, yaitu sebuah aliran dimana katanya kunci kesuksesan adalah kerja keras mati-matian, habis-habisan. Kalo masih belum tercapai maka itu tanda saya masih kurang kerja keras dan kurang “habis-habis”an kerjanya. Waktu itu saya belum memahami soal getaran pikiran dan perasaan ikut menentukan hasil. Oleh karenanya saya dulu menggunakan kebencian dan dendam sebagai penggerak action saya. Saya benci dengan keadaan saya punya banyak hutang, saya benci orang yang saya cintai menikah dengan orang lain. Lihat, awas kamu ya !! Kamu bakalan menyesal telah meninggalkan saya !!!. Amarah itu membangkitkan api semangat menggebu-gebu bagi saya mengejar impian. Namun apa yang terjadi? Semua malah tambah sulit, utang saya malah tambah banyak.
Jika kita bahas cuplikan pengalaman saya itu nampak sekali bahwa saya menggunakan FORCE, yaitu MARAH, BENCI, KEINGINAN dan HASRAT YANG SANGAT KUAT TERHADAP SESUATU. Ya pantas saja hasilnya amburadul, bahkan ambu-entut ha ha ha ha ha. Dan jika saya berhasil mendapatkan apa yang saya inginkan maka sudah bisa dipastikan semuanya akan amblas satu per satu. Rekan-rekan saya banyak yang mengalami begitu. Dalam hati saya prediksikan akan mengalami begini begitu dan betul terjadi. Mengapa saya bisa tahu padahal saya hanya mengamati? Lha mereka semua pakai FORCE. Mereka bisa dapet duit banyak, punya mobil, rumah dan sebagainya. Beberapa tahun kemudian amblas semuanya dan terbelit utang setengah milyar lebih. Saya deh yang harus repot menerapi mereka..
Semenjak saya menyadari bahaya penggunaan FORCE ini saya BERHENTI MENJADI MOTIVATOR. Ya, anda tidak salah baca, SAYA SUDAH LAMA BERHENTI MENJADI MOTIVATOR. SAYA BUKAN MOTIVATOR saudara-saudara. Dalam pelatihan-pelatihan saya tidak lagi membombardir peserta dengan kata SEMANGAT dan IMPIAN, itulah sebabnya saya TIDAK COCOK disebut MOTIVATOR he he. Saya banyak membawa ke zona IKHLAS, MENERIMA, SYUKUR dan PASRAH. Karena di sana lah wilayah POWER. Saya mengamati peserta pelatihan saya waktu awal-awal tahun 2007 yang saya jejali dengan konsep MENGEJAR IMPIAN kehidupannya malah morat-marit dan mudah sekali putus asa. Yang pelajar juga prestasinya tambah morat-marit. Ini dosa saya di masa lalu yang tidak boleh terulang. Saya telah merusak kehidupan mereka dengan ajaran-ajaran di wilayah FORCE. Sementara saya amati peserta pelatihan yang saya kenalkan dengan konsep POWER terutama para pelajar, malah hasil ujian nasinal mereka bagus. Padahal dalam sesi tersebut mereka saya minta untuk MELEPASKAN KEINGINAN UNTUK LULUS. Eh malah 100 % LULUS. Dan ini MURNI. Beberapa sekolah tersebut hingga saat ini telah mengundang saya memberikan pelatihan sudah 3 kali dalam 3 tahun terakhir.
Pertanyaannya, apakah FORCE itu sedemikian buruk? No !!! Dalam kadar yang tidak berlebihan itu bermanfaat, namun jika berlebihan akan menjadi racun dalam kehidupan. Kita ambil contoh dalam FORCE ada RASA BERSALAH. RASA BERSALAH ini pada awalnya sangat bagus untuk mendorong orang melakukan PERMINTAAN MAAF dan BERTAUBAT. Namun jika berkepanjangan akan sangat berbahaya. Taukah anda bahwa RASA BERSALAH yang BERKEPANJANGAN merupakan perasaan yang paling dominan yang membuat orang melakukan bunuh diri? Oleh karenanya RASA BERSALAH menurut penelitian David R. Hawkins, M.D., Ph.D., berada di level terbawah yang sangat menyedot energy manusia. Artinya, SANGAT BERBAHAYA. Ini pula sebabnya mengapa salah satu kunci keajaiban dalam hidup adalah MEMAAFKAN, yang dalam hal ini termasuk MEMAAFKAN DIRI SENDIRI. MEMAAFKAN akan membuat kita bisa MENERIMA DIRI SENDIRI dan MENERIMA KENYATAAN akhirnya bisa BERSYUKUR serta MENGAMBIL HIKMAH. Oleh karenanya MEMAAFKAN masuk ke dalam kategori POWER. Dan jika kita sadari inilah sebabnya kenapa TUHAN juga mengenalkan DIRI-NYA sebagai MAHA PENGAMPUN, karena ketika manusia menyadari adanya sifat itu manusia akan TERBEBAS dari RASA BERDOSA dan RASA BERSALAH yang BERKEPANJANGAN. Semua SIFAT TUHAN yang kita kenali sebenarnya bertujuan untuk membawa setiap manusia menuju zona POWER, bukan zona FORCE. Namun yang terjadi tidak sedikit orang beragama yang jiwanya kecanduan menggunakan FORCE, bukan POWER.
Apapun pekerjaan, karir, kegiatan bahkan pernikahan yang di dalamnya dibangun dengan energy FORCE, pasti tidak akan lancar, berantakan, amburadul, ambu-entut. Kadang manusia yang belum menyadari ini akan melemparkan keadaan itu kepada Tuhan. Oh ini ujian, oh ini cobaan dari Tuhanku. Mbahmu kui !!! Introspeksi dulu donk. Cek diri kita, kalau sedang dan sering menggunakan FORCE ya itu salah kita sendiri. Mari kita lihat fenomena lain. Bukankah yang sekarang memerintah itu dulunya adalah para pendemo pemerintahan sebelumnya? Lalu kita lihat, saat para pendemo itu naik ke panggung pemerintahan apakah mereka memerintah lebih baik dari pemerintah sebelumnya?  Ndak juga tho? Podo wae gak karu-karuan. Lha demonstrasi itu udah jadi hobi, padahal itu FORCE. Jika anda sekarang sudah menikah silahkan dibuktikan. Bertengkarlah setiap hari dengan pasangan anda, lalu lihat apa yang terjadi dengan rejeki anda berdua. Saya jamin bakalan seret. Ini yang dalam bahasa religi dikatakan “malaikat pembawa rejeki tidak bisa masuk ke rumah anda”. Hmmm seharusnya materi FORCE dan POWER ini wajib diikuti oleh mereka yang akan menikah ya? Hihihihihi.
Tuhan sudah memberikan password kepada kita sebenarnya. Untuk insan-insan yang dekat dengan-Nya dipanggil dengan panggilan WAHAI JIWA YANG TENANG. Bukan Wahai Jiwa Yang Sukses, tapi JIWA YANG TENANG. Coba cermati, ada kata TENANG. Itu jelas POWER, bukan FORCE. Jiwa yang galau, jiwa yang penuh keinginan, jiwa yang penuh kemarahan, jiwa yang penuh dendam, ya jauh dari Tuhan. Jadi ciri sederhana saat kita “jauh” dari Tuhan adalah saat diri kita didominasi pikiran dan perasaan di zona FORCE. Dan saat kita “mendekati” kualitas Tuhan maka diri kita dipenuhi dengan pikiran dan perasaan di zona POWER. Mari kita renungkan. Kita TAKUT KEPADA TUHAN atau MENCINTAI TUHAN? TAKUT itu FORCE, MENCINTAI itu POWER..
Dalam one day workshop AURA TRANSFORMATION saya biasanya mensimulasikan POWER dan FORCE ini. Ada sebuah simulasi dimana dengan niat kita bisa MENGGERAKAN LENGAN orang lain. Ya anda tidak salah baca, MENGGERAKKAN LENGAN. Namun ketika saat melakukan ini diri kita dipenuhi obsesi, keinginan yang berlebihan untuk menggerakan lengan justru TIDAK BISA. Mengapa? Karena simulasi ini HANYA BISA DILAKUKAn saat diri kita TENANG, DAMAI, IKHLAS, PASRAH. Ada pula simulasi yang lain, agak berbeda dengan simulasi yang saya sebutkan tadi yaitu menggerakkan telapak tangannya saja. Jika diri kita dipenuhi FORCE maka yang biasanya terjadi adalah REVERSE. Maksudnya, kita meniatkan menggerakan telapak tangan itu ke kiri dan yang terjadi malah ke kanan. Kalau meniatkan menggerakkan ke kanan, eh malah ke kiri. Ini sebuah penjelasan mengapa kalau kita terlalu ngotot dan bernapsu mengejar sesuatu dalam hidup yang terjadi justru sebaliknya. Bahkan dalam simulasi banyak pula dimana telapak tangan tidak bergerak sama sekali. Ini jelas terjadi akibat niat dipenuhi FORCE. Simulasi-simulasi di atas dengan mudah kita lakukan saat kita menggunakan POWER. TENANG, DAMAI, IKHLAS, PASRAH.
Nah, apa kesimpulannya? Selalu tanyakan dalam diri, SEKARANG SAYA SEDANG MENGGUNAKAN FORCE atau POWER? Jika kita menghadapi banyak kesulitan dalam bidang apapun, di awal boleh saja kita mengatakan ini ujian hidup. Tapi kalau terus menerus dan berkepanjangan jelas itu sebuah sinyal dari kehidupan bahwa kita terlalu didominasi oleh FORCE. Termasuk dalam berdo’a. Kita pakai FORCE atau POWER? Mari lebih peka dengan segala sesuatu yang terjadi di sekeliling kita. Karena alam semesta selalu menjuju titik harmoni, ia pun akan mengajak kita ke titik harmoni tersebut. Baca tanda-tandanya, apakah kita menggunakan FORCE atau POWER. BACALAH !!!
Bahasan tentang FORCE dan POWER ini apakah akan mengubah semua orang dari FORCE menuju POWER? No !! Ini bukan mengutuk, tapi PASTI ADA DI ANTARA ANDA yang TIDAK PERCAYA dan MENCIBIR bahasan ini. Memang harus ada yang seperti itu dan harus ADA BANYAK ha ha ha ha ha. Sebagaimana yang saya sering sampaikan, ILMU PASRAH hanya efektif saat banyak orang TIDAK PERCAYA. Dan dari dulu sampai kapanpun semesta akan menjaga keseimbangan tersebut demi keberlangsungan kehidupan. Sampai jumpa di note selanjutnya kawans.
.
Salam Quantum
ARIF RH
The Happiness Consultant: ikhlaspasrah.com


BAGAIMANA SIH CARA MELAKUKAN SWITCH DARI ZONA FORCE KE ZONA POWER? Baik, dalam kesempatan ini saya akan menjawab kedua pertanyaan itu. Sekaligus sebagai penjelas kedua catatan tersebut. Dan perlu saya sampaikan di sini bahwa memang semua catatan saya saling menjelaskan satu sama lain. Tidak terpisah-pisah.
 .
Sebelum kita membahas topik intinya yaitu tentang ACCEPTING, saya harus mulai dahulu dengan membahas tiga pilar dalam mengelola perasaan / emosi. Adapun 3 pilar itu adalah :
  1. Menahan Emosi
  2. Mengekspresikan Emosi
  3. Melepaskan Emosi
.
Tiga pilar itu memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Ketiganya bukan berlevel atau yang satu lebih baik dari yang lain. Ketiganya sama-sama bermanfaat dan baik sesuai dengan situasi serta kondisinya. Dengan kata lain ketiganya itu saling melengkapi. Supaya lebih paham mari kita bahas satu per satu.
Menahan Emosi
Kita mulai dengan sebuah contoh. Jika anda seorang atasan kemudian bawahan anda ada yang melanggar aturan secara fatal sehingga membuat anda sangat marah. Saat itu bawahan anda yang melanggar aturan sedang berada bersama teman-temannya. Apa yang anda lakukan? Dalam keadaan ini maka sebaiknya anda MENAHAN emosi anda. Mengapa? Karena jika saat itu anda memarahi bawahan anda, justru tidak akan menyelesaikan masalah. Meskipun bawahan anda itu mengaku bersalah tapi ia akan merasa sangat DIPERMALUKAN di depan teman-teman kerjanya. Rasa malu dimarahi di depan umum ini yang kemungkinan akan menyakiti bawahan anda. Lebih gawat lagi kalo dia dendam dengan anda. Saya ulangi lagi ya, bahwa dalam situasi dan kondisi seperti ini anda sebaiknya MENAHAN emosi anda. Namun JIKA MENAHAN EMOSI INI DILAKUKAN TERLALU LAMA, ini akan sangat berbahaya bagi diri anda. Mengapa? Jawabannya pada penjelasan di bawah ini.
Mengekspresikan Emosi
Mari kita bahas dengan lanjutan cerita dalam contoh di atas. Ketika anda merasa sangat marah dan TERUS MENERUS DITAHAN TERLALU LAMA, maka ini sangat-sangat berbahaya. Berbahaya bagi jiwa dan juga tubuh anda. Emosi itu adalah energy yang akan selalu bergerak mencari jalan keluar. Jika anda menahan marah maka sudah bisa dipastikan akan meledak suatu saat. Jika tidak meledak dalam bentuk sikap dan perilaku maka akan meledak dalam bentuk gangguan kesehatan tubuh. Nah tubuh sebagaimana alam semesta didesain untuk mencapai keseimbangan. Sehingga jika terlalu lama ditahan EMOSI akan TEREKSPRESIKAN. Sebagai contoh, bila marah anda berteriak, bila sedih anda menangis. Kedua hal itu adalah contoh bentuk ekspresi emosi. Itu alamiah dan sangat baik daripada emosinya ditahan terus menerus.
Bisa anda cermati mungkin ada tetangga anda yang sangat baik, jarang bicara, jarang mengeluh, tapi umurnya pendek. Atau tiba-tiba kena sakit yang sangat berat. Sementara ada tetangga anda yang sangat bawel, kadang gampang marah tapi umurnya panjang. Sampai mungkin anda jengkel, “ini orang kok gak mati-mati?” Ha ha ha ha ha. Mengapa? Terlepas dari urusan itu adalah ketetapan TUHAN saya perlu menjelaskan hal ini. Bahwa kebiasaan buruk orang baik adalah MENAHAN EMOSI TERLALU LAMA sehingga energinya menghantam ke dalam diri. Saking baiknya tidak mau menyakiti orang lain dan memilih diam. Padahal sebenarnya dengan demikian ia telah “menyakiti dirinya sendiri”. Itulah sebabnya sikap ASSERTIF (kemampuan berkata TIDAK) sangat penting dan masuk ke dalam materi SOFT SKILL yang harus dikuasai.
Di dalam dunia terapi dikenal yang namanya KATARSIS. Katarsis ini dalam pemahaman saya adalah sebuah cara untuk memberikan kesempatan terhadap seseorang untuk MENGEKSPRESIKAN emosinya yang lama ditahan. Setelah keluar semua emosi yang dipendam itu dan bersih maka akan lebih mudah bagi seorang terapist untuk memberdayakan kliennya guna melakukan perubahan hidup ke arah yang lebih baik. Jika kita mencermati bayi juga dilengkapi Tuhan dengan kemampuan mengekspresikan ini. Jadi jangan heran kalau bayi mudah menangis. Saat ia merasa tidak nyaman ia akan mengekspresikan emosinya. Bisa kebayang kalau bayi tidak memiliki kemampuan untuk mengekspresikan emosinya? Bisa rusak itu tubuh dan jiwa si bayi. Sungguh Maha Besar DIA yang menciptakan manusia dengan desain yang sedemikian sempurnanya. Tapi jangan terus anda sengaja loh ya. Bayi lagi diem aja lalu anda “tabokin” (pukulin) biar nangis dengan alasan itu katarsis ha ha ha. Gemblung kue jenenge ha ha ha.
Wah, kalau begitu mengekspresikan emosi lebih baik dari menahan emosi donk? Ya gak juga sebagaimana saya katakan di awal. Tergantung situasi dan kondisinya, bukan soal ini lebih baik dari yang lain. Kalau seseorang terlalu mudah mengekspresikan emosi juga tidak baik. Sama tidak baiknya dengan ketika seseorang terlalu lama menahan emosi. Misalnya anda mudah sekali meluapkan kemarahan, maka dampak secara sosial anda tidak disukai orang. Belum lagi dampak lanjutannya yaitu kalo misal orang yang anda marahi itu temperamen dan sama-sama mudah mengekspresikan emosi. Apalagi badannya jauh lebih gede dari anda maka anda bisa bonyok digebukin sama dia ha ha ha ha. Kalau orang yang anda marahi itu tipe yang menahan emosi maka anda bisa membuat orang itu menderita seumur hidupnya. Kasihan khan? Lalu jika yang anda sering marahi itu anak anda maka anak anda bisa trauma dan perkembangan dirinya jadi tidak baik. So, kata kuncinya adalah TERLALU he he he. Terlalu lama menahan dan terlalu mudah mengekspresikan sama-sama merugikan.
 .
Melepaskan Emosi
Sekarang kita bahas pilar yang ketiga yaitu melepaskan emosi. Melepaskan atau Release ini beda dengan mengekspresikan lho ya. Dimana bedanya? Begini. Kita ambil contoh ada seseorang yang putus cinta. Kemudian emosi yang menyesakkan dadanya itu diekspresikan dengan sering menangis. Lega memang. Tapi apakah itu berarti dia sudah melepaskan? Belum tentu. Apa buktinya? Buktinya ada juga yang sudah 5 tahun masih menangis terus karena ingatan tentang masalah tersebut. Menangis terus dalam contoh ini merupakan tanda bahwa ada emosi yang belum dilepaskan dalam diri sehingga orang tersebut harus mengekspresikannya terus menerus. Melepaskan emosi ini saya sederhanakan pengertiannya sebagai sebuah cara bagaimana menghilangkan rasa marah tanpa marah dan tidak menahan. Lalu bagaimana caranya melepaskan ini.
Sebenarnya konsep dasarnya sudah saya uraikan dalam catatan saya yang berjudul BERDAMAI DENGAN DIRI SENDIRI. Untuk bisa MELEPASKAN EMOSI maka kita JANGAN MELAWANNYA. Semakin sebuah emosi kita lawan maka ia justru akan menekan balik. Saya sering memberikan contoh di workshop begini. Saya pilih peserta yang phobia dengan ular-ularan karet. Saya minta dia maju ke panggung lalu saya suruh dia memegang ular-ularan karet yang saya taruh dengan jarak 3 meter dari tempat dia berdiri. Tentu dia tidak mau. Dia bilang saya takut. Nah saya bilang, kamu lawan rasa takut itu. Katakan, SAYA BERANI, SAYA HEBAT, SAYA BISA berulang-ulang. Apa hasilnya? MENTAH !! Malah tambah takut dia.
Yang menarik saat saya bimbing dia untuk TIDAK MELAWAN rasa takut itu justru dia bisa memegang ular-ularan karetnya. Dengan TIDAK MELAWAN EMOSI justru kita bisa MELEPASKAN EMOSI ITU. Di sini bisa anda tangkap apa kuncinya? MENERIMA. Yess TERIMA EMOSI itu APA ADANYA. Dengan MENERIMA kita BISA MELEPASKANNYA.
JUST ACCEPT IT. Itu judul yang saya sematkan untuk catatan ini. Ya memang itu. Dan ini adalah pintu gerbang masuk ke zona power. MENERIMA EMOSI adalah cara yang sangat sederhana namun ampuh untuk MEN-SWITCH vibrasi kita dari zona FORCE ke zona POWER. Dengan permainan ular tangga akan nampak keampuhan ACCEPTING / MENERIMA ini. Supaya lebih terlihat buktinya mari kita simak sharing pengalaman beberapa rekan yang mempraktekkan ACCEPTING dalam permainan ular tangga.

Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © 2025 Di Atas Langit. Designed by OddThemes